Tema : Aku dan Statistika
Pilihanku adalah Statistika
Ketika
seorang pelajar lulus dari SMA/SMK dan sederajat, ada begitu banyak pilihan di
dalam hidupnya. Ia bisa memilih untuk melanjutkan pendidikan di bangku
perkuliahan, langsung mencari pekerjaan, melaksanakan bimbingan belajar,
menganggur, atau bahkan menikah. Namun ketika masih di bangku sekolah, kita
lebih dianjurkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
baik oleh guru maupun orangtua. Mengapa demikian? Karena persaingan untuk
mencari pekerjaan kini lebih berat. Bahkan tidak sedikit yang sudah sarjana
masih menanggur. Alasan lainnya adalah kebutuhan hidup zaman sekarang sudah
lebih tinggi. Dimaksudkan dengan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi kita bisa lebih berkompeten,
sehingga bisa sebanding dengan penghasilan yang diapat guna memenuhi kebutuhan
hidup. Untuk pertanyaan yang lebih lanjut, fakultas dan jurusan apa yang akan
kita pilih?
Ada
begitu banyak jurusan di bangku perkuliahan yang bisa kita pilih. Mungkin
memilih jurusan adalah sesuatu yang sangat berat dan membingungkan, karena ada
banyak pertimbangan. Restu dari orang tua, minat dan bakat, serta kesukaan
seseorang terhadap bidang tersebut adalah pertimbangan yang harus berbanding
lurus. Maksudnya adalah jurusan tersebut memang kita sukai, kita memiliki bakat
dan orang tua pun setuju, tidak berat sebelah. Akhirnya saya memilih
statistika. Mengapa saya memilih statistika? Setiap orang pasti memiliki alasan
dalam menentukan pilihan. Namun sebelumnya, apa definisi dari statistika itu
sendiri? Apa tujuan dan motivasi saya masuk jurusan ini? Masih banyak
pertanyaan lainnya dan jawabannya akan dibahas di bagian isi.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan
data dan lulusanya biasa disebut dengan “dokter data”. Istilah 'statistika'
berbeda dengan 'statistik'. Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan
data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma
statistika pada suatu data. Setelah kita mengetahui definisinya, sekarang kita
bisa menelaahnya. Di SMA kita pernah menerima pelajaran statistika yang
terdapat pada mata pelajaran matematika. Kita mengenal modus, median,
rata-rata, kwartil, simpangan dan lain sebagainya. Ada yang berasal dari data
tunggal maupun data berkelompok, dilengkapi dengan rumus yang sudah disediakan.
Itu hanya merupakan dasar dari ilmu statistika. Di perkuliahan jurusan
statistika akan membahas dan mengajarkan lebih mendalam lagi mengenai ilmu
statistika tersebut. Tentu masih tidak jauh dari data dan angka.
Ada sebuah pertanyaan, darimana kamu tahu dan mengenal
statistika? Pertama saya mengenal statistika ketika saya mendengar Sekolah
Tinggi Ikatan Dinas yaitu STIS. STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) adalah PT
kedinasan, yang mahasiswanya akan dibebasbiaya-kan alias gratis. Kemudian saya
mencari PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang memiliki jurusan statistika. Ada 7
PTN dan salah satunya adalah Undip. Pertanyaan selanjutnya, mengapa saya
memilih statistika? Ada banyak alasan mengapa saya memilih jurusan ini. Yang
pertama saya senang hitung-menghitung. Namun, jika saya senang menghitung
kenapa tidak memilih matematika saja? Jawabannya, karena jurusan ini lebih
spesifik. Alasan kedua, karena jurusan ini masih langka. Dibanding dari
banyaknya PTN di Negara ini hanya ada 7 PTN yang memiliki jurusan statistika
(tidak termasuk PTS). Dengan lulusan yang masih sedikit diharapkan peluang
kerjanya masih sangat luas. Bukankah ini yang diinginkan semua orang? Setelah
lulus sarjana bisa dengan cepat menyalurkan ilmu yang ia dapat, dengan kata
lain mendapat pekerjaan. Kemudian yang ketiga dan yang tak kalah penting adalah
restu dari orang tua. Kadang pilihan orang tua tak sejalan dengan kita. Maka
dari itu usahakan jurusan yang kita pilih direstui oleh orang tua. Dengan tiga
alasan tersebut sudah cukup kuat tekad
dan niat saya memilih jurusan statistika.
Setiap pilihan dan keputusan yang kita ambil pasti ada
resikonya. Apakah kita akan menjalankannya dengan serius atau tidak? Pastinya
kita harus bertanggungjawab terhadap apa yang telah kita pilih. Saya telah
memilih statistika, artinya saya akan sungguh-sungguh dan memantapkan langkah
saya dalam melaksanakan kuliah pada jurusan ini. Untuk memantapkannya, perlu
motivasi agar semangat tersebut tidak luntur. Apa saja motivasi yang patutnya
dimiliki? Pertama, ingat bahwa yang memilih jurusan statistika ini adalah Anda
sendiri atas inisiatif sendiri. Maka Anda harus bertanggungjawab dan melaksanakan
dengan serius apa yang telah menjadi keputusan Anda. Anggap itu sebagai acuan
pola pikir Anda. Dengan begitu Anda tidak akan pernah putus asa jika menghadapi
apapun. Kedua, ingat tujuanmu disini! Anda disini berniat untuk kuliah dan
lulus sarjana. Sehingga bisa mendapat pekerjaan yang layak dan tentunya
membahagiakan orang tua. Apa Anda mau mengecewakan orang tua dengan bermalas-malasan
untuk masuk kuliah? Jadikan ini motivasi Anda. Dijamin Anda akan terus
semangat.
Setiap orang memiliki kisah tersendiri pada saat masuk ke
Perguruan Tinggi. Ketika di bangku SMA apalagi sudah menginjak kelas XII,
perbincangan untuk kuliah sudah sangat umum didengar. Mulai dari
gencar-gencarnya para guru untuk mensosialisasikan Perguruan Tinggi Ikatan
Dinas hingga Perguruan Tinggi Swasta. Sosialisasi dari universitas pun
seringkali datang ke sekolah untuk memberikan informasi kepada para calon
penerus bangsa ini. Hingga tiba saatnya SNMPTN jalur undangan tiba. Beberapa
anak yang terpilih (termasuk saya) mulai bingung untuk memilih PTN beserta
jurusannya. Berdiskusi dengan orang tua dan para guru adalah solusinya. Hingga
pada akhirnya pengisian angket dimulai. Walaupun pilihan kami berbeda-beda tapi
setidaknya itulah hasil diskusi kami bersama orang tua sesuai dengan bakat dan
minat masing-masing. Saya sendiri memilih Universtas Diponegoro pada pilihan
pertama dengan jurusan Statistika dan Matematika (berurut), kemudian disusul
Universitas Brawijaya pada pilihan kedua dengan jurusan sama dengan yang di
atas. Setelah itu kami fokus pada Ujian Akhir Nasional (UAN). Prinsip DUIT
selalu saya lakukan, yaitu Do’a, Usaha, Ikhtiar, Tawakal. Setelah berusaha
semaksimal mungkin akhirnya hasil UAN saya sangat memuaskan dengan predikat
terbaik se-Kabupaten. Perjuangan belum berakhir sampai disini. Pengumuman
SNMPTN jalur undangan belum diumumkan. Tentunya tak lupa setiap hari saya
berdo’a agar mendapat yang terbaik bagi diri saya dan tak lupa pula untuk
meminta do’a orang tua saya. Dengan tak disangka ternyata saya diterima di
Universitas Diponegoro Jurusan Statistika.
Hikmah yang bisa dipetik dari kisah saya diatas adalah :
pertama jika kita sudah memiliki niat yang kuat, pasti akan diberi kemudahan
dalam menjalankannya. Yang kedua jangan lupa melakukan prinsip DUIT (Do’a,
Usaha, Ikhtiar, Tawakal), kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai
sesuatu, tak lupa diiringi dengan berdo’a, Kemudian kita harus lapang dada dan
bertawakal apa pun hasilnya nanti.
Hidup adalah pilihan. Kita yang memilih kita juga yang
menentukan. Dan suatu pencapaian yang besar dimulai dari langkah yang kecil.
Memilih mengajarkan kita untuk dewasa, bertanggungjawab, mandiri serta berpikir
logis. Berpegang teguh kepada iman dan ketenangan hati, agar kita bisa memilih
sesuai dengan hati nurani. Selalu ingat kepada tujuan utama mengapa kita
kuliah, yaitu agar menjadi orang yang berguna kelak untuk orang disekitar kita.
Selalu ingat kepada orang tua yang selalu menyemangati kita walau kita jauh di
negri orang. Motivasi yang besar timbul dari dalam diri kita masing-masing. Sekali
lagi, pilihan menentukan segalanya. Dan pilihanku adalah statistika.
0 comments:
Post a Comment