Sunday, December 23, 2012

0 Essay "Aku dan Statistika" (PMB)


Tema : Aku dan Statistika

Pilihanku adalah Statistika

            Ketika seorang pelajar lulus dari SMA/SMK dan sederajat, ada begitu banyak pilihan di dalam hidupnya. Ia bisa memilih untuk melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan, langsung mencari pekerjaan, melaksanakan bimbingan belajar, menganggur, atau bahkan menikah. Namun ketika masih di bangku sekolah, kita lebih dianjurkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik oleh guru maupun orangtua. Mengapa demikian? Karena persaingan untuk mencari pekerjaan kini lebih berat. Bahkan tidak sedikit yang sudah sarjana masih menanggur. Alasan lainnya adalah kebutuhan hidup zaman sekarang sudah lebih tinggi.  Dimaksudkan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi kita bisa lebih berkompeten, sehingga bisa sebanding dengan penghasilan yang diapat guna memenuhi kebutuhan hidup. Untuk pertanyaan yang lebih lanjut, fakultas dan jurusan apa yang akan kita pilih?
            Ada begitu banyak jurusan di bangku perkuliahan yang bisa kita pilih. Mungkin memilih jurusan adalah sesuatu yang sangat berat dan membingungkan, karena ada banyak pertimbangan. Restu dari orang tua, minat dan bakat, serta kesukaan seseorang terhadap bidang tersebut adalah pertimbangan yang harus berbanding lurus. Maksudnya adalah jurusan tersebut memang kita sukai, kita memiliki bakat dan orang tua pun setuju, tidak berat sebelah. Akhirnya saya memilih statistika. Mengapa saya memilih statistika? Setiap orang pasti memiliki alasan dalam menentukan pilihan. Namun sebelumnya, apa definisi dari statistika itu sendiri? Apa tujuan dan motivasi saya masuk jurusan ini? Masih banyak pertanyaan lainnya dan jawabannya akan dibahas di bagian isi.
            Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data dan lulusanya biasa disebut dengan “dokter data”. Istilah 'statistika' berbeda dengan 'statistik'. Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Setelah kita mengetahui definisinya, sekarang kita bisa menelaahnya. Di SMA kita pernah menerima pelajaran statistika yang terdapat pada mata pelajaran matematika. Kita mengenal modus, median, rata-rata, kwartil, simpangan dan lain sebagainya. Ada yang berasal dari data tunggal maupun data berkelompok, dilengkapi dengan rumus yang sudah disediakan. Itu hanya merupakan dasar dari ilmu statistika. Di perkuliahan jurusan statistika akan membahas dan mengajarkan lebih mendalam lagi mengenai ilmu statistika tersebut. Tentu masih tidak jauh dari data dan angka.
            Ada sebuah pertanyaan, darimana kamu tahu dan mengenal statistika? Pertama saya mengenal statistika ketika saya mendengar Sekolah Tinggi Ikatan Dinas yaitu STIS. STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) adalah PT kedinasan, yang mahasiswanya akan dibebasbiaya-kan alias gratis. Kemudian saya mencari PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang memiliki jurusan statistika. Ada 7 PTN dan salah satunya adalah Undip. Pertanyaan selanjutnya, mengapa saya memilih statistika? Ada banyak alasan mengapa saya memilih jurusan ini. Yang pertama saya senang hitung-menghitung. Namun, jika saya senang menghitung kenapa tidak memilih matematika saja? Jawabannya, karena jurusan ini lebih spesifik. Alasan kedua, karena jurusan ini masih langka. Dibanding dari banyaknya PTN di Negara ini hanya ada 7 PTN yang memiliki jurusan statistika (tidak termasuk PTS). Dengan lulusan yang masih sedikit diharapkan peluang kerjanya masih sangat luas. Bukankah ini yang diinginkan semua orang? Setelah lulus sarjana bisa dengan cepat menyalurkan ilmu yang ia dapat, dengan kata lain mendapat pekerjaan. Kemudian yang ketiga dan yang tak kalah penting adalah restu dari orang tua. Kadang pilihan orang tua tak sejalan dengan kita. Maka dari itu usahakan jurusan yang kita pilih direstui oleh orang tua. Dengan tiga alasan  tersebut sudah cukup kuat tekad dan niat saya memilih jurusan statistika.
            Setiap pilihan dan keputusan yang kita ambil pasti ada resikonya. Apakah kita akan menjalankannya dengan serius atau tidak? Pastinya kita harus bertanggungjawab terhadap apa yang telah kita pilih. Saya telah memilih statistika, artinya saya akan sungguh-sungguh dan memantapkan langkah saya dalam melaksanakan kuliah pada jurusan ini. Untuk memantapkannya, perlu motivasi agar semangat tersebut tidak luntur. Apa saja motivasi yang patutnya dimiliki? Pertama, ingat bahwa yang memilih jurusan statistika ini adalah Anda sendiri atas inisiatif sendiri. Maka Anda harus bertanggungjawab dan melaksanakan dengan serius apa yang telah menjadi keputusan Anda. Anggap itu sebagai acuan pola pikir Anda. Dengan begitu Anda tidak akan pernah putus asa jika menghadapi apapun. Kedua, ingat tujuanmu disini! Anda disini berniat untuk kuliah dan lulus sarjana. Sehingga bisa mendapat pekerjaan yang layak dan tentunya membahagiakan orang tua. Apa Anda mau mengecewakan orang tua dengan bermalas-malasan untuk masuk kuliah? Jadikan ini motivasi Anda. Dijamin Anda akan terus semangat.
            Setiap orang memiliki kisah tersendiri pada saat masuk ke Perguruan Tinggi. Ketika di bangku SMA apalagi sudah menginjak kelas XII, perbincangan untuk kuliah sudah sangat umum didengar. Mulai dari gencar-gencarnya para guru untuk mensosialisasikan Perguruan Tinggi Ikatan Dinas hingga Perguruan Tinggi Swasta. Sosialisasi dari universitas pun seringkali datang ke sekolah untuk memberikan informasi kepada para calon penerus bangsa ini. Hingga tiba saatnya SNMPTN jalur undangan tiba. Beberapa anak yang terpilih (termasuk saya) mulai bingung untuk memilih PTN beserta jurusannya. Berdiskusi dengan orang tua dan para guru adalah solusinya. Hingga pada akhirnya pengisian angket dimulai. Walaupun pilihan kami berbeda-beda tapi setidaknya itulah hasil diskusi kami bersama orang tua sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Saya sendiri memilih Universtas Diponegoro pada pilihan pertama dengan jurusan Statistika dan Matematika (berurut), kemudian disusul Universitas Brawijaya pada pilihan kedua dengan jurusan sama dengan yang di atas. Setelah itu kami fokus pada Ujian Akhir Nasional (UAN). Prinsip DUIT selalu saya lakukan, yaitu Do’a, Usaha, Ikhtiar, Tawakal. Setelah berusaha semaksimal mungkin akhirnya hasil UAN saya sangat memuaskan dengan predikat terbaik se-Kabupaten. Perjuangan belum berakhir sampai disini. Pengumuman SNMPTN jalur undangan belum diumumkan. Tentunya tak lupa setiap hari saya berdo’a agar mendapat yang terbaik bagi diri saya dan tak lupa pula untuk meminta do’a orang tua saya. Dengan tak disangka ternyata saya diterima di Universitas Diponegoro Jurusan Statistika.
            Hikmah yang bisa dipetik dari kisah saya diatas adalah : pertama jika kita sudah memiliki niat yang kuat, pasti akan diberi kemudahan dalam menjalankannya. Yang kedua jangan lupa melakukan prinsip DUIT (Do’a, Usaha, Ikhtiar, Tawakal), kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai sesuatu, tak lupa diiringi dengan berdo’a, Kemudian kita harus lapang dada dan bertawakal apa pun hasilnya nanti.
            Hidup adalah pilihan. Kita yang memilih kita juga yang menentukan. Dan suatu pencapaian yang besar dimulai dari langkah yang kecil. Memilih mengajarkan kita untuk dewasa, bertanggungjawab, mandiri serta berpikir logis. Berpegang teguh kepada iman dan ketenangan hati, agar kita bisa memilih sesuai dengan hati nurani. Selalu ingat kepada tujuan utama mengapa kita kuliah, yaitu agar menjadi orang yang berguna kelak untuk orang disekitar kita. Selalu ingat kepada orang tua yang selalu menyemangati kita walau kita jauh di negri orang. Motivasi yang besar timbul dari dalam diri kita masing-masing. Sekali lagi, pilihan menentukan segalanya. Dan pilihanku adalah statistika.

0 comments:

Post a Comment

Followers

About

 

Deden Aditya Blog © 2012 - Template by DM